Induktor
Dalam elektronika, Induktor
adalah salah satu komponen yang cara kerjanya berdasarkan induksi magnet.
Induktor biasa disebut juga spul dibuat dari bahan kawat beremail tipis.
Induktor dibuat dari bahan tembaga, diberi simbol L dan satuannya Henry disingkat
H.
Fungsi pokok induktor adalah
untuk menimbulkan medan magnet. Induktor berupa kawat yang digulung sehingga
menjadi kumparan. Kemampuan induktor untuk menimbulkan medan magnet disebut
konduktansi. Satuan induktansi adalah henry (H) atau milihenry (mH). Untuk
memperbesar induktansi, didalam kumparan disisipkan bahan sebagai inti.
Induktor yang berinti dari bahan besi disebut elektromagnet. Induktor memiliki
sifat menahan arus AC dan konduktif terhadap arus DC.
1. Macam-Macam Induktor
Macam-macam induktor menurut
bahan pembuat intinya dapat dibagi 4 yaitu :
Induktor dengan inti udara ( air
core )
Induktor dengan inti besi
Induktor dengan inti ferit
Induktor dengan perubahan inti
2. Prinsip Kerja Induktor
Kegunaan
Induktor dalam sistem elektronik
Apakah Anda tahu fungsi dari
Induktor ?
Induktor dalam rangkaian listrik
atau elektronika dapat diaplikasikan kedalam rangkaian:
Relay
Speaker
Buzzer
Bleeper
a)
Induktor berfungsi sebagai :
1.
tempat terjadinya gaya magnet
2.
pelipat tegangan
3.
pembangkit getaran
b) Berdasarkan
kegunaannya Induktor bekerja pada :
1.
frekuensi tinggi pada spul antena dan osilator
2.
frekuensi menengah pada spul MF
3.
frekuensi rendah pada trafo input, trafo output, spul speaker, trafo tenaga,
spul relay dan spul penyaring
3. Terjadinya Medan Magnet
Induktansi
Searah
Bila kita mengalirkan arus listrik
melalui kabel, terjadilah garis-garis gaya magnet. Bila kita mengalirkan arus
melalui spul atau coil (kumparan) yang dibuat dari kabel yang digulung, akan
terjadi garis-garis gaya dalam arah sama yang membangkitkan medan magnet.
Kekuatan medan magnet sama dengan jumlah garis-garis gaya magnet, dan
berbanding lurus dengan hasil kali dari jumlah gulungan dalam kumparan dan arus
listrik yang melalui kumparan tersebut.
Induktor terhubung sumber
tegangan DC
4. Induktansi Bolak-balik
Bila dua kumparan ditempatkan
berdekatan satu sama lain dan salah satu kumparan (L1) diberi arus listrik AC,
pada L1 akan terjadi fluks magnet. Fluk magnet ini akan melalui kumparan kedua
(L2) dan akan membangkitkan emf (elektro motorive force) pada kumparan L2. Efek
seperti ini disebut induksi timbal balik (mutual induction). Hal seperti ini
biasanya kita jumpai pada transformator daya.
Induktor terhubung sumber
tegangan AC
Perlawanan yang diberikan
kumparan tersebut dinamakan reaktansi induktif. Reaktansi Induktif ini diberi
simbol XL dalam satuan Ohm.
XL = 2πfL
Keterangan :
π =
3.14
F =
frekwensi arus bolak-balik ( Hz)
L =
Induktansi ( Henry )
∞ =
kecepatan sudut ( 2πfL)
XL =
reaktansi induktif ( Ω )
5. Pengisian Induktor
Bila kita mengalirkan arus
listrik I, maka terjadilah garis-garis gaya magnet. Bila kita mengalirkan arus
melalui spul atau coil (kumparan) yang dibuat dari kabel yang digulung,a akan
terjadi garis-garis gaya dalam arah sama membangkitkan medan magnet. Kekuatan
medan magnet sama dengan jumlah garis-garis gaya magnet dan berbanding lurus
dengan hasil kali dari jumlah gulungan dalam kumparan dan arus listrik yang
melalui kumparan tersebut. Contoh rangkaian :
Rangkaian Pengisian Induktasi
dengan tegangan DC
Bila arus bolak–balik mengalir
pada induktor, maka akan timbul gaya gerak listrik (ggl) induksi Hal ini
berarti antara arus dan tegangan berbeda fase sebesar Л / 2 = 900 dan arus
tertinggal (lag) dari tegangan sebesar 900. 2Лf merupakan perlawanan terhadap
aliran arus
Rangkaian Pengisian Induktasi
dengan tegangan AC
6. Pengosongan Induktor
Bila arus listrik l sudah
memenuhi lilitan , maka terjadilah arus akan bergerak berlawanan arah dengan
proses pengisian sehingga pembangkitan medan magnet dengan garis gaya magnet
yang sama akan menjalankan fungsi dari lilitan tersebut makin tinggi nilai L (
induktansi) yang dihasilkan maka makin lama proses pengosongannya.
Rangkaian Pengosongan Induktasi
7. Menghitung Impedansi Induktor
Setelah diperoleh nilai XL maka Impedansi
dapat di hitung :
Z disebut impedansi Seri dengan satuan Ω (ohm)
Dari gambar vektor diatas (maaf
tidak ada gambar, silahkan cari sendiri), sudut antara V dengan VR disebut
sudut fase atau beda fase. Cosinus sudut tersebut disebut dengan faktor daya
dengan rumus:
Sehingga yang dimaksud dengan factor daya adalah :
Cosinus
sudut yang lagging atau leading.
Perbandingan
R/Z = resistansi / impedansi
Perbandingan
daya sesungguhnya dengan daya semu.
8. Sifat Induktor terhadap arus AC
dan DC
Rangkaian induktor terhadap AC
Bila arus bolak–balik mengalir
pada induktor, maka akan timbul gaya gerak listrik (ggl) induksi yang besarnya:
bila e = Em sin ωt, maka:
e = Em sin ωt
i = Im sin (ωt – 90), maka:
Besarnya XL = 2.Л.f. L dengan
ketentuan :
XL
adalah reaktansi induktif (Ω)
Л
adalah 3, 14
f
adalah frekuensi (Hz)
L
adalah induktansi (H)
9. Rumus yang Berhubungan dengan
Induktor
a. Jumlah
Lilitan Kawat sebuah Induktor
Keterangan :
N adalah
jumlah lilitan
p
adalah panjang kawat (centi meter)
r
adalah jari-jari kawat (centi meter)
L
adalah induktansi ( Henry )
b.
Reaktansi Induktif
XL = 2πfL
Keterangan :
XL
adalah reaktansi induktif (Ω)
Л
adalah 3, 14
f
adalah frekuensi (Hz)
L
adalah induktansi (H)
c.
Menghitung Impedansi Rangkaian R L seri
Keterangan :
Z
adalah impedansi
R
adalah hambatan (Ω)
L
adalah induktansi ( henry )
d.
Menghitung Impedansi Rangkaian R L paralel
Keterangan :
Z
adalah impedansi
R
adalah hambatan (Ω)
L
adalah induktansi ( henry )
e. Nilai
Faktor Kualitasnya (Q)
Keterangan :
Q
adalah factor qualitas
XL
adalah reaktansi induktif (Ω)
R adalah
Resistansi (Ω)
f.
Rangkaian L dan C Seri
Keterangan :
Q
adalah factor daya
V1
adalah tegangan (V)
10. Rangkaian Induktor
a. Hubungan Seri
Caranya dengan menghubungkan
ujung satu di samping ujung induktor yang satu lagi. Besar reaktansinya adalah jumlah
reaktansi induktif yang dihubungkan seri tersebut.
Rangkaian seri induktor
XLT = 2πfL1 + 2πfL2 + 2πfL3
LT = L1 + L2 + L3
Contoh :
Jika diketahui :
L1 = 10 mH
L2 = 5 mH
L3 = 4 mH
dengan frekwensi 50 Hz
Maka XLT = 2ΠfL1 + 2ΠfL2 + 2ΠfL3
= 2 x 3,14 x 10 mH +2 x 3,14 x 5
mH +2 x 3,14 x 4 mH
= 5,966 ohm
LT = L1 + L2 + L3 = 19 mH
XLT = jumlah reaktansi induktif
LT = jumlah induksi total
b. Hubungan Pararel
Hubungan pararel terjadi bila
semua ujung induktor digabung menjadi satu dan ujung yang lainnya juga
digabungkan ,kemudian setiap ujung gabungan dengan suatu sumber tegangan.
Rangkaian paralel induktor
c. Rangkaian R-L seri
Rangkaian seri R-L dan diagram
vektor
Dalam rangkaian seri, besarnya arus pada tiap–tiap beban sama. Akan tetapi, tegangan tiap–tiap beban tidak sama, baik besar maupun arahnya. Pada beban R, arus dan tegangan sebesar 900.
d. Rangkaian Paralel R dan L
Rangkaian parallel R – L
Dalam rangkaian parallel tegangan
tiap komponen atau cabang adalah sama besar dengan tegangan sumber. Akan
tetapi, arus tiap komponen berbeda besar dan fasenya.
11. Arus tiap komponen ialah :
Arus
pada resistor :
arus sefase dengan tegangan
Arus
pada induktor :
arus tertinggal dari tegangan
sebesar 900
Tidak ada komentar:
Posting Komentar